MAKALAH
Praktikum Sistem Operasi
MODUL VII
(Manajemen Proses)
Disusun
oleh :
Nama :
|
Agustina Rohmawati
|
NIM
:
|
20160810085
|
Prodi
:
|
Teknik
Informatika
|
LABORATORIUM KOMPUTER
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS
KUNINGAN
Jalan
Cut Nyak Dhien Cijoho Kuningan
2017
MENEJEMEN PROSES
1.1 Sejarah Sistem Operasi
Rsitektur perangkat
keras komputer tradisional terdiri atas empat komponen utama yaitu “Prosesor”,
“Memori Penyimpan”, “Masukkan” (input), dan “Keluaran” (output). Model
tradisional tersebut sering dikenal dengan nama arsitektur Von Neumann. Pada
saat awal, komputer berukuran sangat besar sehingga komponen-komponennya dapat
memenuhi sebuah ruangan yang sangat besar. Sang pengguna menjadi programer yang
sekaligus merangkap menjadi operator komputer juga bekerja didalam ruang
komputer tersebut.Walaupun berukuran besar, sistem tersebut dikategorikan
sebagai “komputer pribadi” (PC). Siapa saja ingin melakukan komputasi; harus
memesan atau mengantri untuk mendapatka alokasi waktu (rata-rata 30-120 menit).
Jika ingin melakukan
kompilasi Fortran, maka pengguna pertama kali akan me-load kompilator Fortran,
yang diikuti dengan “load” program pada data. Hasil yang diperoleh, biasanya
berbentuk cetakan (print-out). Timbul beberapa masalah pada sistem PC tersebut.
Umpama, alokasi pesanan harus dilakukan dimuka. Jika pekerjaan rampung sebelum
rencana semula, maka sistem komputer menjadi “idle”/tidak tergunakan. Sebaliknya,
jika pekerjan rampung lebih lama dari rencana semula, para calon pengguna
berikutnya harus menunggu hingga pekerjaan selesai. Selain itu, seorang
pengguna kompilator Fortran akan beruntung, jika pengguna sebelum juga
menggunakan Fortran. Namun, jika pengguna sebelum menggunakan cobol, maka
pengguna Fortran harus me-“load”. Masalah ini ditanggulangi dengan
menggabungkan para pengguna kompilator sejenis kedalam satu pengguna Batch yang
sama. Medium semula yaitu puch card diganti dengan tape.
Selanjutnya terjadi
pemisahan tugas antara programer dan operator. Para operator biasanya secara
eksklusif menjadi penghuni “ruang kaca” seberang ruang komputer. Para programer
yang merupakan pengguana (users), mengakses komputer secara tidak langsung
melalui bantuan para operator. Para pengguna mempersiapkan sebuah job yang
terdiri dari program aaplikasi, data masukkan, serta beberapa perintah
pengendali program. Medium yang lazim digunakan ialah kartu berlubang (punch
card). Setiap kartu dapat menampung informasi satu baris hingga 80 karakter set
kartu job lengkap, kemudian diserahkan kepada para operator.
Hal ini membutuhkan
beberapa kemampuan tambahan yaitu: penyedia I/O oleh sistem, pengaturan memori
untuk mengalokasikan memori pada beberapa job, penjadualan CPU untuk memilih
job mana yang akan dijalankan, serta pengalokasian perangkat keras lain.
Peningkata lanjut dikenal sistem “bagi waktu”/”tugas ganda”/”ko putasi
interaktif”. Sistem ini secara simultan dapat diakses lebih dari satu pengguna.
CPU digunaka bergantian oleh job-job dimemori dan di disk. CPU dialokasikan
hanya pada job di memori dan job dipindahkan dari dan ke disk. Interaksi
langsung antara pengguna dan komputer ini melahirkan konsep baru, yaitu
response time yang diupayakan wajar agar tidak terlalu lama menuggu.
Hingga akhir 1980-an,
sistem komputer dengan kemampuan yang “normal”, lazim dikenal dengan
main-frame. Sistem komputer dengan kemampuan lebih rendah (dan lebih murah)
disebut “komputer mini”. Sebaliknya, komputer dengan kemampuan jauh lebih
canggih disebut komputer super (super-computer). CDC 6600 merupakan yang
pertama dikenal dengan sebutan komputer super menjelang akhir tahun 1960-an.
Namun prinsip kerja dari sistem informasi dari semua komputer tersebut lebih
kurang sama saja.
Komputer klasik
seperti diungkapkan diatas, hanya memiliki satu prosesor. Keuntungan dari
sistem ini ialah lebih mudah diimplementasikan karena tidak perlu memperhatikan
singkronisasi antar prosesor, kemudahan kontrol terhadap prosesor karena sistem
proteksi tidak, terlalu rumit, dan cenderung murah (tidak ekonomis). Perlu
dicatat yang termasuk satu buah prosesor ini ialah satu buah prosesor sebagai
Central Processing Unit (CPU). Hal ini ditekankan sebab ada beberapa perangkat
yang memang memiliki prosesor tersendiri di dalam perangkat seperti VGA Card
AGP, Optical Mouse, dan lain-lain.
Merancang sebuah
sistem operasi merupakan hal yang sulit. Merancang sebuah sistem sangat berbeda
dengan merancang sebuah algoritma. Hal tersebut disebabkan karena keperluan
yang dibutuhkan oleh sebuah sistem sulit untuk didefinisikan secara tepat lebih
komplek dan sebuah sistem memiliki struktur internal dan antarmuka internal
yang lebih banyak serta ukurn dari kesuksesan dari sebuah sistemsangat abstrak.
Masalah pertama dalam mendesain sistem operasi adalah mendefinisikan tujuan dan
spesifikasi sistem. Pada level tertinggi, desain sistem akan dipengaruhi
pemilihan hardware dan tipe sistem seperti batch, time shared, single user,
multiuser, distributed, real time atau tujuan umum.
Berdasarkan level
desain tertinggi, kebutuhan sistem akan lebih sulit untuk dispesifikasi.
Kebutuhan sistem dapat dibagi menjadi dua kelompok utama, yaitu user goal dan
sistem goal. User menginginkan properti sistem yang pasti seperti: sistem harus
nyaman dan mudah digunakan,mudah dipelajari, reliable, aman dan cepat.
Sekumpulan kebutuhan dapat juga didefinisikan oleh orang–orang yang harus
mendesain, membuat, memelihara dan mengoperaikan sistem operasi seperti: sistem
operasi harus mudah didesain, diimplementasikan dan dipelihara, sistem harus
fleksibel, relaible, bebas eror dan efisien. Yang harus diperhatikan dalam
merancang sebuah sistem yang baik adalah apakah sistem tersebut memenuhi tiga
kebutuhan: fungsionalitas: apakah sistem tersebut bekerja dengan baik?,
kecepatan: apakah sistem tersebut cukup cepat?, dan fault-tolerance: apakah
sistem tersebut dapat terus bekerja?.
Adapun
prinsip-prinsip dalam merancang sistem operasi adalah:
1 Extensibility
Extensibility terkait dengan kapasitas sistem operasi untuk
tetap mengikuti perkembangan teknologi komputer, sehingga setiap perubahan yang
terjadi dapat difasilitasi setiap waktu, pengembangan sistem operasi modern
menggunakan arsitektur berlapis, yaitu struktur yang modular. Karena struktur
yang modular tersebut, tambahan subsistem yang sudah ada.
2 Portability
Suatu sistem operasi dikatakan portable jika dapat dipindahkan
dari arsitektur hardware yang satu ke yang laindengan perubahan yang relatif
sedikit. Sistem operasi modern dirancang untuk portability. Keseluruhan bagian
sistem ditulis dengan bahasa C dan C++. Semua kode prosesor diisolasi di DLL
(Dynamic Link Library) disebut dengan abtraksi lapisan hardware.
3 Reliability
Adalah kemampuan sistem operasi untuk mengatasi kondisi eror,
termasuk kemampuan sistem operasi untuk memproteksi diri sendiri dan
penggunanya dari software yang cacat. Sistem operasi modern menahan diri dari
serangan dan cacat dengan mengunakan proteksi perangkat keras untuk memori
virtual dan mekanisme proteksi perangkat lunak untuk sumber daya sistem
operasi.
4 Security
Sistem operasi harus memberikan keamanan terhadap data yang
disimpan dalam semua drive.
5 High
Performance
Adalah
sistem komputer yang dibangun agar mampu menyelesaikan beban komputasi yang tak
terkira beratnya dalam waktu yang masih bisa diterima.
2.1 Pengertian Proses
Proses adalah sebuah
program yang sedang dieksekusi. Sedangkan program adalah kumpulan instruksi
yang ditulis ke dalam bahasa yang dimengerti sistem operasi. Sebuah proses
membutuhkan sejumlah sumber daya untuk menyelesaikan tugasnya. Sumber daya
tersebut dapat berupa CPU time, alamat memori, berkas-berkas, dan
perangkat-perangkat M/K (masukkan-keluaran). Sistem operasi mengalokasikan
sumber daya-sumber daya tersebut saat proses itu diciptakan atau sedang
diproses/dijalankan. Ketika proses tersebut berhenti dijalankan, sistem operasi
akan mengambil kembali semua sumber daya agar bisa digunakan kembali oleh
proses lainnya.
Sistem operasi
bertanggung jawab atas aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan manajemen
proses seperti:
Membuat dan menghapus proses pengguna dan sistem
proses
Sistem operasi bertugas mengalokasikan sumber
daya yang dibutuhkan oleh sebuah proses dan kemudian mengambil sumber daya itu
kembali setelah proses tersebut selesai agar dapat digunakan untuk proses
lainnya.
Menunda atau melanjutkan proses
Sistem operasi akan mengatur proses apa yang
harus dijalankan terlebih dahulu berdasarkan berdasarkan prioritas dari
proses-proses yang ada. Apa bila terjadi 2 atau lebih proses yang mengantri untuk
dijalankan, sistem operasi akan mendahulukan proses yang memiliki prioritas
paling besar.
Menyediakan mekanisme untuk proses
sinkronisasi
Sistem operasi akan mengatur jalannya beberapa
proses yang dieksekusi bersamaan. Tujuannya adalah menghindarkan terjadinya
inkonsistensi data karena pengaksesan data yang sama, juga untuk mengatur
urutan jalannya proses agar setiap proses berjalan dengan lancar.
Menyediakan mekanisme untuk proses
komunikasi
Sistem operasi
menyediakan mekanisme agar beberapa proses dapat saling berinteraksi dan
berkomunikasi (contohnya berbagi sumber daya antar proses) satu sama lain tanpa
menyebabkan terganggunya proses lainnya.
2.2 Pengertian Sistem Operasi
Sistem
operasi dapat dikatakan adalah perangkat lunak yang sangat kompleks. Hal-hal
yang ditangani oleh sistem operasi bukan hanya satu atau dua saja, melainkan
banyak hal. Dari menangani perangkat keras, perangkat lunak atau program yang
berjalan, sampai menangani pengguna. Hal tersebut menyebabkan sebuah sistem
operasi memiliki banyak sekali komponen-komponen tersendiri yang memiliki
fungsinya masing-masing. Seluruh komponen yang menyusun sistem operasi tersebut
saling bekerjasama untuk satu tujuan, yaitu efisiensi kerja seluruh perangkat
komputer dan kenyamanan dalam penggunaan sistem operasi.
Oleh
karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui komponen-komponen apa saja yang
ada di dalam sebuah sistem operasi, agar kita bisa mempelajari sistem operasi
secara menyeluruh. Bab ini menceritakan secara umum apa saja komponen-komponen
yang ada di sistem operasi. Detail tentang setiap komponen tersebut ada di
bab-bab selanjutnya dalam buku ini.
Tanpa
satu saja dari komponen-komponen tersebut, bisa dipastikan sebuah sistem
operasi tidak akan berjalan dengan maksimal. Bayangkan jika kita memiliki
sistem operasi yang tidak memiliki kemampuan untuk menangani program-program
yang berjalan sekaligus. Kita tak akan bisa mengetik sambil mendengarkan lagu
sambil berselancar di internet seperti yang biasa kita lakukan saat ini.
Contoh
sebelumnya hanya sedikit gambaran bagaimana komponen-komponen sistem operasi
tersebut saling terkait satu sama lainnya. Mempelajari komponen sistem operasi
secara umum dapat mempermudah pemahaman untuk mengetahui hal-hal yang lebih
detail lagi tentang sistem operasi.
Dari
berbagai macam sistem operasi yang ada, tidak semuanya memiliki
komponen-komponen penyusun yang sama. Pada umumnya sebuah sistem operasi modern
akan terdiri dari komponen sebagai berikut:
o Manajemen Proses
o Manajemen Memori Utama
o Manajemen Memori Sekunder
o Manajemen File
o Manajemen Input-Output
o Jaringan (sistem terdistribusi)
o Sistem Proteksi
2.3 Tujuan Proses
Mengelola semua proses di sistem dan mengalokasikan
sumber daya ke proses-proses sesuai kebijaksanaan untuk memenuhi sasaran
sistem. Salah satunya adalah program yang sedang dieksekusi yang merupakan unit
kerja terkecil yang secara individu memiliki sumber daya-sumber daya dan
dijadwalkan sistem operasi. Sistem operasi mengelola semua proses di sistem dan
mengalokasikan sumber daya ke proses-proses sesuai kebijaksanaan untuk memenuhi
sasaran sistem.
2.4 (PCB) Proses
Control Block
Tiap proses digambarkan dalam sistem operasi oleh
sebuah process control block PCB - juga disebut sebuah control block. PCB
berisikan banyak bagian dari informasi yang berhubungan dengan sebuah proses
yang spesifik, termasuk hal-hal dibawah ini:
- Status proses: status mungkin, new, ready, running, waiting, halted, dan juga banyak lagi.
- Program counter: suatu stack yang berisi alamat dari instruksi selanjutnya untuk dieksekusi untuk proses ini.
- CPU register: Register bervariasi dalam jumlah dan jenis, tergantung pada rancangan komputer. Register tersebut termasuk accumulator , indeks register, stack pointer , general-purposes register , ditambah code information pada kondisi apa pun. Besertaan dengan program counter, keadaaan/status informasi harus disimpan ketika gangguan terjadi, untuk memungkinkan proses tersebut berjalan/bekerja dengan benar setelahnya.
- Informasi managemen memori: Informasi ini dapat termasuk suatu informasi sebagai nilai dari dasar dan batas register, tabel page/halaman, atau tabel segmen tergantung pada sistem memori yang digunakan oleh sistem operasi (lihat Bab Managemen memori).
- Informasi pencatatan: Informasi ini termasuk jumlah dari CPU dan waktu riil yang digunakan, batas waktu, jumlah akun jumlah job atau proses, dan banyak lagi.
- Informasi status I/O: Informasi termasuk daftar dari perangkat I/O yang di gunakan pada proses ini, suatu daftar berkas-berkas yang sedang diakses dan banyak lagi.
- PCB hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan informasi yang dapat bervariasi dari proses yang satu dengan yang lain.
Elemen-elemen dari Process Control Block (PCB) :
1.Identifier : menjelaskan proses yang sedang
terjadi
2.State : kondisi yang terjadi pada proses
3.Priority : urutan perintah yang jelas pad suatu
proses
4.Program counter : instruksi pada proses
5.Memory pointers : media penyimpanan (penunjuk
alamat) pada proses
6.Context data : data yang berkaitan dengan proses
7.I/O status information : terdapat masukan dan
keluaran yang diinginkan
8.Accounting information : memberikan informasi yang
dibutuhkan
Jenis Status
Proses :
Jenis status yang mungkin dapat disematkan pada
suatu proses pada setiap sistem operasi dapat berbeda-beda. Tetapi paling tidak
ada 3 macam status yang umum, yaitu:
1.Ready
adalah status dimana proses siap untuk dieksekusi pada giliran berikutnya
2.Running
adalah status dimana saat ini proses sedang dieksekusi oleh prosesor
3.Blocked
adalah status dimana proses tidak dapat dijalankan pada saat prosesor
siap/bebas
2.4 Penjadwalan Proses
Penjadwalan proses merupakan kumpulan kebijaksanaan dan mekanisme
di sistem operasi yang berkaitan dengan urutan kerja yang dilakukan sistem komputer.
Adapun penjadwalan bertugas
memutuskan:
a. Proses yang harus berjalan
b. Kapan dan selama berapa
lama proses itu berjalan
Sasaran utama penjadwalan
proses adalah optimasi kinerja sistem computer menurut kriteriatertentu.
Kriteria untuk mengukur dan optimasi kinerje
penjadwalan :
1)
Adil
(fairness)
Adalah
proses-proses yang diperlakukan sama, yaitu mendapat jatah waktu pemroses yang
sama dan tak ada proses yang tak kebagian layanan pemroses sehingga mengalami
kekurangan waktu.
2)
Efisiensi
(eficiency)
Efisiensi
atau utilisasi pemroses dihitung dengan perbandingan (rasio) waktu si- buk
pemroses.
3)
Waktu
tanggap (response time)
Waktu tanggap berbeda untuk :
a.
Sistem
interaktif
Didefinisikan
sebagai waktu yang dihabiskan dari saat karakter terakhir dari perintah
dimasukkan atau transaksi sampai hasil pertama muncul di layar. Waktu tanggap
ini disebut terminal response time.
b.
Sistem
waktu nyata
Didefinisikan
sebagai waktu dari saat kejadian (internal atau eksternal) sampai instruksi
pertama rutin layanan yang dimaksud dieksekusi, disebut event response time.
c.
Turn around time
Adalah waktu yang dihabiskan
dari saat program atau job mulai masuk ke sistem sampai proses diselesaikan
sistem. Waktu yang dimaksud adalah waktu yang dihabiskan di dalam sistem,
diekspresikan sebagai penjumlah waktu eksekusi (waktu pelayanan job) dan waktu
menunggu, yaitu : Turn arround time = waktu eksekusi + waktu menunggu.
d.
Throughput
Adalah jumlah kerja yang dapat
diselesaikan dalam satu unit waktu. Cara untuk mengekspresikan throughput
adalah dengan jumlah job pemakai yang dapat dieksekusi dalam satu unit/interval
waktu.
Kriteria-kriteria tersebut saling bergantung dan dapat pula saling
bertentangan sehingga tidak dimungkinkan optimasi semua kriteria secara
simultan.Contoh : untuk memberi waktu tanggap kecil memerlukan penjadwalan yang
sering beralih ke antara proses-proses itu. Cara ini meningkatkan overhead
sistem dan mengurangi throughput.
Oleh karena itu dalam menentukan kebijaksanaan perancangan
penjadwalan sebaiknya melibatkan kompromi diantara kebutuhan-kebutuhan yang
saling bertentangan. Kompromi ini bergantung sifat dan penggunaan sistem
komputer.
Sasaran penjadwalan berdasarkan
kriteria-kriteria optimasi tersebut :
- Menjamin tiap proses mendapat pelayanan dari pemroses yang adil.
- Menjaga agar pemroses tetap dalam keadaan sibuk sehingga efisiensi mencapai maksimum. Pengertian sibuk adalah pemroses tidak menganggur, termasuk waktu yang dihabiskan untuk mengeksekusi program pemakai dan sistem operasi.
- Meminimalkan waktu tanggap.
- Meminimalkan turn arround time.
- Memaksimalkan jumlah job yang diproses persatu interval waktu.
Lebih besar angka throughput,
lebih banyak kerja yang dilakukan sistem.
2.5
Strategi Penjadwalan
Terdapat dua strategi penjadwalan, yaitu :
A.
Penjadwalan nonpreemptive (run to completion)
Proses diberi jatah waktu oleh
pemroses, maka pemroses tidak dapat diambil alih oleh proses lain sampai proses
itu selesai.Contoh algoritma – algoritma yang menerapkan strategi
nonpreemptivediantaranya: FIFO (First-in, First-out) atau
FCFS (First-come, First-serve).
B.
Penjadwalan preemptive
Proses diberi jatah waktu oleh
pemroses, maka pemroses dapat diambil alih proses lain, sehingga proses disela
sebelum selesai dan harus dilanjutkan menunggu jatah waktu pemroses tiba
kembali pada proses itu. Berguna pada sistem dimana proses-proses yang mendapat
perhatian/tanggapan pemroses secara cepat, misalnya :
o Pada sistem realtime, kehilangan interupsi (tidak layani segera)
dapat berakibat fatal.
o Pada sistem interaktif, agar dapat menjamin waktu tanggap yang
memadai. Penjadwalan secara preemptive baik tetapi harus dibayar mahal.
Peralihan proses memerlukan overhead (banyak tabel yang dikelola). Supaya
efektif, banyak proses harus berada di memori utama sehingga proses-proses
tersebut dapat segera running begitu diperlukan. Menyimpan banyak proses
tak running benar-benar di memori utama merupakan suatu overhead tersendiri.
2.6 Algoritma
Penjadwalan
Berikut jenis-jenis algoritma berdasarkan
penjadwalan :
1. Nonpreemptive, menggunakan konsep :
a. FIFO (First In First Out) atau FCFS
(First Come First Serve)
Merupakan :
· Penjadwalan tidak berprioritas.
FIFO adalah penjadwalan paling
sederhana, yaitu :
Ø Proses-proses diberi jatah waktu pemroses berdasarkan
waktu kedatangan.
Ø Pada saat proses mendapat jatah waktu pemroses,
proses dijalankan sampai selesai.
b.SJF (Shortest Job First)
Penjadwalan ini mengasumsikan waktu jalan proses sampai selesai
diketahui sebelumnya. Mekanismenya adalah menjadwalkan proses dengan waktu
jalan terpendek lebih dulu sampai selesai, sehingga memberikan efisiensi yang
tinggi dan turn around time rendah dan penjadwalannya tak berprioritas.
c.
HRN (Highest Ratio Next)
Merupakan :
· Penjadwalan berprioritas dinamis.
· Penjadwalan untuk mengoreksi kelemahan SJF.
Adalah strategi penjadwalan
dengan prioritas proses tidak hanya merupakan fungsi waktu layanan tetapi juga
jumlah waktu tunggu proses. Begitu proses mendapat jatah pemroses, proses
berjalan sampai selesai.
d. MFQ
(Multiple Feedback Queues)
Merupakan :
Penjadwalan berprioritas dinamis
Penjadwalan ini untuk mencegah (mengurangi) banyaknya swapping
dengan proses-proses yang sangat banyak menggunakan pemroses (karena
menyelesaikan tugasnya memakan waktu lama) diberi jatah waktu (jumlah kwanta)
lebih banyak dalam satu waktu. Penjadwalan ini juga menghendaki kelas-kelas
prioritas bagi proses-proses yang ada. Kelas tertinggi berjalan selama satu
kwanta, kelas berikutnya berjalan selama dua kwanta, kelas berikutnya berjalan
empat kwanta, dan seterusnya.
2. Preemptive, menggunakan konsep :
a. RR (Round Robin),
Merupakan :
· Penjadwalan yang paling tua, sederhana, adil,banyak
digunakan algoritmanya danmudah diimplementasikan.
· Penjadwalan ini bukan dipreempt oleh proses lain
tetapi oleh penjadwal berdasarkan lama waktu berjalannya proses (preempt by
time).
· Penjadwalan tanpa prioritas.
· Berasumsi bahwa semua proses memiliki
kepentingan yang sama, sehingga tidak ada prioritas tertentu.
b. SRF (Shortest
Remaining First)
Merupakan :
· Penjadwalan berprioritas.dinamis.
· Adalah preemptive untuk timesharing
· Melengkapi SJF
Pada SRF, proses dengan sisa
waktu jalan diestimasi terendah dijalankan, termasuk proses-proses yang baru
tiba.
· Pada SJF, begitu proses dieksekusi, proses dijalankan
sampai selesai.
· Pada SRF, proses yang sedang berjalan (running) dapat
diambil alih proses baru dengan sisa waktu jalan yang diestimasi lebih rendah.
c. PS (Priority
Schedulling)
Adalah tiap proses diberi prioritas dan proses yang berprioritas
tertinggi mendapat jatah waktu lebih dulu (running). Berasumsi bahwa
masing-masing.Proses
memiliki prioritas tertentu, sehingga akan dilaksanakan berdasar prioritas yang
dimilikinya. Ilustrasi yang dapat memperjelas prioritas tersebut adalah dalam
komputer militer, dimana proses dari jendral berprioritas 100, proses dari
kolonel 90, mayor berprioritas 80, kapten berprioritas 70, letnan berprioritas
60 dan seterusnya. Dalam UNIX perintah untuk mengubah prioritas menggunakan perintah
nice.
d. GS (Guaranteed Schedulling)
Penjadwalan ini memberikan janji yang realistis (memberi daya
pemroses yang sama) untuk membuat dan menyesuaikan performance adalah jika ada
N pemakai, sehingga setiap proses (pemakai) akan mendapatkan 1/N dari daya
pemrosesCPU.Untuk mewujudkannya, sistem harus selalu menyimpan informasi
tentang jumlah waktu CPU untuk semua proses sejak login dan juga berapa lama
pemakai sedang login. Kemudian jumlah waktu CPU, yaitu waktu mulai login dibagi
dengan n, sehingga lebih mudah menghitung rasio waktu CPU. Karena jumlah waktu
pemroses tiap pemakai dapat diketahui, maka dapat dihitung rasio antara waktu
pemroses yang sesungguhnya harus diperoleh, yaitu 1/N waktu pemroses seluruhnya
dan waktu pemroses yang telah diperuntukkan proses itu.Rasio 0,5
berarti sebuah proses hanya punya 0,5 dari apa yang waktu CPU miliki dan rasio
2,0 berarti sebuah proses hanya punya 2,0 dari apa yang waktu CPU miliki.
Algoritma akan menjalankan proses dengan rasio paling rendah hingga naik ketingkat
lebih tinggi diatas pesaing terdekatnya. Ide sederhana ini dapat
diimplementasikan ke sistem real-time dan memiliki penjadwalan berprioritas
dinamis.
Klasifikasi lain selain berdasarkan dapat/tidaknya suatu proses
diambil secara paksa adalah klasifikasi berdasarkan adanya prioritas di
proses-proses, yaitu :
1. Algoritma penjadwalan tanpa
berprioritas.
2. Algoritma penjadwalan berprioritas,
terdiri dari :
a. Berprioritas statik
b. Berprioritas dinamis.
Kesimpulan
Sistem
operasi memiliki beberapa komponen, seperti manajemen proses, proses control
block, penjadwalan proses, strategi penjadwalan, dan algoritma penjadwalan.
Semua komponen tersebut saling berkaitan satu sama lain. Sebuah sistem operasi
tidak dapat bekerja apabila salah satu saja dari komponen-komponen tersebut
hilang. Memahami komponen-komponen sistem operasi dalam
bab ini akan memudahkan pemahaman tentang sistem operasi dalam bab-bab
selanjutnya dalam buku ini.
Sumber :
http://cheemut29.wordpress.com/2011/06/30/sistem-operasi-android/
http://suharyadi11018146.wordpress.com/sistem-operasi/sistem-operasi-android/
http://uzzan.wordpress.com/kuliah/sistem-operasi/http://mynewdededwahyudy141100029.blogspot.co.id/
http://suharyadi11018146.wordpress.com/sistem-operasi/sistem-operasi-android/
http://uzzan.wordpress.com/kuliah/sistem-operasi/http://mynewdededwahyudy141100029.blogspot.co.id/
Komentar
Posting Komentar